FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2022
Keywords:
Umur kehamilan, Warna Air Ketuban, Lilitan Tali Pusat, AsfiksiaAbstract
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka kematian bayi 24/1.000 kelahiran
hidup. Salah satu penyebabnya ialah asfiksia sebesar 27%. Asfiksia neonaturum adalah keadaan dimana
bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir. Asfiksia jika
berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan keterlambatan tumbuh kembang dan kematian. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui “faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonaturum
di RSUD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2022”. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian analitik dengan desain case control, menggunakan pendekatan retrospectif. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 21 kelompok kasus dan 21 kelompok kontrol dengan teknik pengambilan
sampel secara matching berdasarkan usia ibu dan paritas. Dari hasil penelitian didapatkan ada
hubungan antara usia kehamilan (p=0,030 dan OR=4062), warna air ketuban (p=0,030 dan OR=4,062),
berat badan lahir (p=0,013 dan OR=5.000), litan tali pusat (p=0,005 dan OR=6.400) dengan kejadian
Asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Mentawai. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia
kehamilan, warna air ketuban, berat badan lahir dan lilitan tali pusat dengan kejadian asfiksia. Untuk
mencegah terjadinya asfiksia neonaturum diharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya
secara teratur ke fasilitas kesehatan untuk memantau kehamilan ibu guna untuk mengurangi faktor resiko
yang dapat memicu terjadinya asfiksia.